Senin, 02 Mei 2011

Rafting Kasembon.Ketidakjelasan pungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di daerah menjadi kendala PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dalam merealisasikan penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) di awal 2011. Kredit BTN di awal tahun justru lebih rendah dibanding realisasi di 2010."Realisasi kredit sampai Maret 2011 (year to date) tercatat tidak maksimal, sebesar Rp 4,51 triliun, lebih rendah dari realisasi kredit di Maret 2010 sebesar Rp 4,55 triliun.Rafting Kasembon. Ini terkait dengan BPHTB, atau biaya pemindahan hak atas ini banyak kabupaten yang belum bisa memutuskan harga jualnya," ungkap Direktur Utama BTN Iqbal Latanro dalam jumpa pers di Menara BTN, Harmoni, Jakarta, Kamis (28/4/2011).Selain BPHTB, lanjutnya, persoalan lain yang memengaruhi tidak maksimalnya realisasi kredit BTN di triwulan satu 2011 adalah banyaknya pengembang yang masih menunggu kepastian harga jual rumah untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).Rafting Kasembon"Namun, untuk kantong-kantong atau wilayah-wilayah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN semuanya sudah punya instansi untuk mengelola BPHTB. Jadi tidak ada masalah," kata Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar